Sepasang Merpati

Written By Unknown on Jumat, 20 Maret 2015 | 21.37



SEPASANG MERPATI

            Ini adalah kisah sepasang merpati yang terbang di ketinggian, lalu hinggap di dahan pohon saat hujan turun. Sepasang merpati yang tak pulang ke sarang ketika hujan memeluk hingga dingin menusuk.
            Sepasang merpati ini mencintai hujan dan berdamai dengan gemericik air hujan. Sepasang merpati yang selalu bersetubuh dengan tetesan air hujan yang jatuh dari dedaunan dan tak pernah lelah mencumbu bulir-bulir air yang setia menghuni dedaunan. Sepasang merpati ini adalah sepasang merpati yang kehausan sebelum melihat anak-anak saling mencipratkan air dari genangan air hujan.
            Sebelum sepasang merpati saling mengikat janji setia, dirinya lebih dulu mengenang hidup masing-masing. Hidup yang mesti diakhiri dan membuka lembaran baru yang mesti dijejaki.
            Saat itu awan mendung. Tak sedikitpun sinar matahari mampu menerobos pekatnya kemuraman awan. Seperti dua merpati yang dirundung pilu, tak sedikitpun terpancar kebahagiaan.
            Dua merpati menekadkan diri merentangkan sayap dan terbang tinggi menjauhi sarang. Tak peduli diterjang badai karena keyakinan telah menancap kuat. Keyakinan akan Tuhan yang selalu menemani, menuntun, dan memberikan kebahagiaan bagi siapapun yang menginginkan kebahagiaan itu dengan jalan memperjuangkannya.
            Dua merpati yang kesepian terus terbang berkeliling menembus awan hitam. Ketika sayap dua merpati menyentuh awan, terasa mimpinya mengejar. Bahkan hingga dua merpati tak sadar bahwa mimpi telah membungkus.
            Kepakan sayap dua merpati tak mencederai awan, waktu, dan ingatan, namun kepakan sayap dua merpati seakan peluru yang menembus dada masa lalu.
            Merpati jantan adalah merpati yang hampir diterkam kucing liar. Sarangnya koyak. Merpati betina adalah merpati yang hidupnya terlampau lama menyendiri setelah induknya habis dimangsa kucing liar. Kehidupan dua merpati dijalani dengan penuh kegetiran.
            Dua merpati masih saja berkeliaran di ketinggian. Berusaha menyacah limbung yang begitu mengikat. Sekian lama luka mendalam dibawa, sekian lama itu pulalah doa senantiasa tercurah.
            Tangan Tuhan memeluk cinta. Tuhan bicara. Dipertemukannya merpati jantan dan betina di tengah rinai hujan. Gerimis yang awalnya masih mampu diterjang, perlahan kian deras dan dua merpati turun, hinggap di dahan pohon yang sama.
            Pertemuan pertama seakan menggetarkan. Saling mencuri pandang dalam kediaman. Jarak bertengger yang semula berjauhan berubah semakin dekat. Selangkah demi selangkah kian pasti ditempuh dan kini dua merpati bertengger berdampingan.
            Tak ada bebunyian dari merpati jantan. Tak ada basa-basi dari merpati betina. Entah apa yang terjadi pada diri dua merpati. Diam seribu bahasa. Beku. Namun kebekuan yang terjadi bukan diakibatkan oleh derasnya hujan yang membuat tubuh menggigil, tapi lantaran sebuah gelora. Dua merpati saling memberikan isyarat yang melukiskan sebuah keinginan. Apakah keinginan itu lahir dari gelora? Dua merpati belum juga dapat menjawab pertanyaan yang hadir.
            Dua merpati secara bergilir berisyarat terus menerus hingga derasnya hujan kembali menjadi gemericik air tenang. Bahasa isyarat terhenti ketika tetesan air hujan yang jatuh dari dedaunan terdengar lembut. Dua merpati mulai terpana pada bulir-bulir air yang setia menghuni dedaunan dan mulai terpikat pada anak-anak yang saling mencipratkan air dari genangan air hujan.
            Tanpa disadari, merpati betina bersandar pada tubuh merpati jantan. Dua merpati mulai memadu kasih. Saling mengikat janji setia menjadi sepasang merpati.
            Setelah pertemuan pertama terjadi, merpati jantan seolah hidup kembali. Dibuatnya sarang baru di pohon lain di tempat lain dan merpati betina kini tak sendiri lagi. Dijalaninya hidup penuh keriangan. Sepasang merpati kini mampu menari dan bercinta untuk sebuah kebahagiaan yang masih diperjuangkan dan dinanti.
            Di dahan pohon ini dua merpati pertama kali bertemu di bawah rinai hujan dan di dahan pohon ini pulalah sepasang merpati selalu bertemu setiap kali hujan turun menyergap menemani sepasang merpati yang memadu kasih.
Cirebon, 13 Februari 2015

Ditulis Oleh : Unknown ~Jeh Film

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Sepasang Merpati yang ditulis oleh Jeh Film yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 21.37

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.