SITA-PERMATANYA SYURGA
Banyak yang tak menyangka jika kisah hidup Sita Permatasari akan diangkat ke dalam bentuk visual. Begitu pun saya sebagai kakaknya sekaligus orang yang memberikan ide tuk memvisualisasikan kisah hidup Ananda Sita.
Berawal dari kedekatan saya dengan Ananda Sita dan kekaguman saya pada sosoknya, saya hanya dapat menuangkan dalam bentuk tulisan (cerpen). Kata demi kata terangkai, memaksa masuk ke dalam masa lalu. Menerobos kenangan yang masih terukir indah dalam ingatan.
Saya merenung, selalu merenung tentang kehidupan yang tak kekal. Tentang pembelajaran hidup yang tak pernah henti diajarkan oleh Ananda Sita pada saya dan keluarga semasa hidupnya. Kadang sepele, tapi justru itulah yang sering dilupakan banyak orang, namun tidak dengan Sita.
"Jika melakukan hal baik, tangan kiri ngga boleh tahu apa yang dilakukan tangan kanan." Begitu ujar Sita sekali waktu pada saya. Hal kecil bukan? Tapi itulah letak keindahan yang dimiliki Sita. Dari hal-hal terkecil yang memiliki nilai kebaikan saja ia begitu paham dan mempraktekannya, apalagi tuk hal-hal besar. Banyak orang menganggap sepele hal-hal kecil sehingga ketika dihadapkan pada persoalan besar ia pun tak lebih dari sekedar acuh. Contoh : Sholat.
Saya lihat, selalu melihat tulisan-tulisan Sita yang begitu mulia di beberapa nadzar dan harapannya yang kini terbingkai cantik di dinding kamar. Salah satu nadzarnya adalah 'Ya Allah ijinkan hamba untuk dapat keterima dalam PMDK UNS jurusan perpajakan tahun 2012. Hamba akan memberikan Rp 50.000,00 pada 5 orang anak jalanan' dan salah satu harapannya adalah 'Wafat dengan Husnul Khotimah'.
Sita sama halnya seperti kebanyakan gadis yang lain. Jika dilihat tak ada yang berbeda. Kecantikannya standar. Tapi tahukah? Jika diperhatikan lebih dalam terpancar aura keindahan yang luar biasa dari wajahnya. Bukan kecantikan fisik, tapi lebih kepada kecantikan hati yang mampu menembus kecantikan fisik semata. Wajahnya bersinar. Sinar yang seolah terpancar dari syurga. Ya, syurga yang diidamkan banyak orang.
Proses kontemplasi saya kian dalam setelah saya bertemu dengan kawan-kawan yang memiliki semangat juang walau pun dilanda keterbatasan. Ada Pak Guru yang mengabdi di sebuah pondok pesantren. Ada cerpenis yang gaji bulan ini hanya Rp 400.000, 00 karena kerjanya hanya setengah hari dan pilihan itu dilakukan lantaran paginya ia harus mengikuti les tuk persiapan terbang ke Korea beberapa bulan ke depan. Ada pula kreator yang hobbynya tidak lepas dari barang-barang bekas yang bisa disulap menjadi miniatur, rerantingan pohon yang lewat tangannya mampu menjelma menjadi miniatur cantik pula, juga berbagai lukisan kaca, dan kegiatan itu dilakukan tanpa harus mengganggu jam kerjanya di pabrik. Sampai akhirnya saya bertemu dengan ay (sebutan si suara khas penyiar radio jika di rumah, walau pun sebenarnya bukan penyiar) dan kawan-kawan lain yang semangatnya tak pernah padam.
Saya rasa inilah saatnya membuat terobosan untuk kota kelahiran saya dan juga kota kelahiran kebanyakan kawan-kawan saya. Tentunya terobosan yang harus bermanfaat bagi banyak orang.
Seiring berjalan waktu, tanpa disadari saya dan kawan-kawan bergerak ke arah yang lebih berat yakni mulai masuk ke ranah perealisasian sebuah film edukasi kisah nyata. Pemantapan diri coba saya lakukan karena memang butuh keberanian luar bisa untuk mengambil keputusan yang mungkin akan banyak kendala ketika dijalani. Diskusi pun terus dilakukan bersama kawan-kawan. Sampai akhirnya saya mantap untuk mengangkat kisah hidup Ananda Sita ke dalam bentuk visual. Namun jika hanya saya seorang yang memantapkan diri rasanya tidak mungkin film tersebut dapat terealisasi, maka saya pun mengajak kawan-kawan lainnya tuk bersama-sama memantapkan diri dalam usaha pencapaian perealisasian film. Sampai akhirnya keputusan forum adalah KAMI SIAP BERUPAYA SEMAKSIMAL MUNGKIN DALAM MEREALISASIKAN FILM 'SITA-PERMATANYA SYURGA'.
Kami sekumpulan anak muda yang saat ini bukan siapa-siapa dan tak banyak orang mengenal kami, tapi kami memiliki semangat dalam memperjuangkan mimpi kami. Kami tak lebih dari seorang pemimpi yang berjalan bersama dengan langkah beriringan dan dengan Tangan Tuhan memeluk kami erat, kami SIAP MAJU MEREALISASIKAN FILM 'SITA-PERMATANYA SYURGA'.
DUNIA PERFILMAN kini lebih condong hanya sekedar media hiburan semata tanpa mempertimbangkan nilai edukasi yang dapat membelajarkan penontonnya. Padahal tak dipungkiri bahwa media yang paling berpengaruh dalam penanaman nilai budaya adalah film.
Satu contoh, saya masih ingat ketika dulu nampaknya saya tak pernah melihat seorang siswi menggunakan pakaian seragam dengan kancing kedua dari atas baju terbuka. Hanya kancing paling atas baju saja yang terbuka, namun kini sebagian besar siswi dengan sengaja berani membuka dua kancing atas baju. Kemudian soal rok seragam. Sepertinya dulu saya tak pernah melihat siswi yang menggunakan rok di atas lutut. Seingat saya peraturan sekolah hanya membolehkan rok 5cm di bawah lutut. Dan budaya yang saat ini sedang digandrungi kebanyakan siswi terjadi setelah film-film yang mangajarkan hal semacam itu beredar ramai.
Anak muda yang masih labil tentu dengan mudah terpengaruh apalagi yang mengarah pada yang sifatnya GAUL dan pasti lebih mementingkan GAUL dibanding menjaga aurat. Makanya jangan heran jika tindakan kriminalitas semakin marak saja. Karena bukan hanya tuntutan ekonomi yang dapat mendorong seseorang berbuat jahat, melainkan karena sahwat dan itu dorongan terbesar yang paling buruk.
Jadi inilah tugas kami sebagai penerus bangsa untuk ikut andil dalam melakukan reparasi. Tak lepas dari hobby dan minat kami dalam dunia perfilman, kami mencoba membuat terobosan, langkah positif yang diharapkan mampu membawa masyarakat ke arah perbaikan langkah.
Film Edukasi Kisah Nyata 'SITA-PERMATANYA SYURGA' yang mengangkat kisah hidup Ananda Sita Permatasari yang sarat akan nilai moral sehingga film bukan hanya sebagai media hiburan semata, melainkan juga sebagai pembelajaran hidup dan bahan perenungan agar kita selalu berjalan ke arah yang lebih baik lagi.
Saya dan kawan-kawan satu tim panitia produksi Film 'SITA PERMATANYA SYURGA' yakin betul bahwa dengan semangat, kerja keras, dan doa yang tak henti akan mampu merealisasikan film tersebut. Walau pun dengan segala kendala, Insya Allah itu semua akan mampu kami hadapi karena kami yakin Allah ada bersama kami.
SEMANGAT!!!
SALAM JIWA!
0 komentar:
Posting Komentar